Plat Merah | Jakarta – Direktur Ekseskutif Nurjaman Center
for Indonesian Democracy (NCID) Jajat Nurjaman mengatakan, rencana kebijakan
pemerintah yang akan menaikan harga BBM dan mencabut subsidi gas elpiji 3 kg
akan semakin menambah beban masyarakat. Pasalnya, dengan adanya kenaikan BBM
saja imbasnya sangat luas pada kebutuhan pokok lainnya, belum lagi jika subsidi
gas elpiji 3 kg di cabut.
“Tidak elok jika seorang Presiden membanding - bandingkan
kondisi rupiah melemah dengan kondisi saat rezim orba berkuasa. Pasalnya,
kondisi saat itu berbeda dengan saat ini. Sekarang yang dibutuhkan rakyat
adalah solusi nyata bukan hanya sebatas teori perbandingan rezim penguasa”,
tutup Jajat. (Lucky)
Jajat menilai, naiknya kebutuhan pokok secara tidak langsung
memaksa biaya pengeluaran masyarakat harus bertambah namun jika tidak di imbangi
dengan pemasukan yang lebih tentu akan semakin merepotkan, sebagai contoh jika
sekarang satu kali makan di warteg bisa sepuluh sampai lima belas ribu, mungkin
pada april nanti bisa sampai 25.000/sekali makan. Apa ini tidak menyengsarakan
rakyat ?
“Sebaiknya pemerintah jika akan mengambil kebijakan lebih
mengedepankan kepentingan rakyat terutama masyarakat menengah ke bawah, katanya
Presiden Wong Cilik, kalau nyengasarain rakyat kecil bukan Presiden Wong Cilik
namanya, tapi Presiden Pengusaha”, ujar Jajat melalui press rilis yang diterima redaksi Plat Merah, Kamis 26 Maret 2015 .
No comments:
Post a Comment