Jakarta, Direktur Eksekutif Nurjamana Center for Indonesian Democracy (NCID)
Jajat Nurjaman mengatakan, pembagian traktor kepada petani jangan dijadikan
sebagai ajang pencitraan dengan tujuan untuk menarik simpati dari masyarakat
khususnya para petani di tengah terus berlangsungnya bagi – bagi jatah jabatan
kepada para orang – orang yang dianggap telah berjasa dalam pilpres yang lalu. Demikian dikatakan Jajat memlui press rilisnya yang diterima redaksi Plat Merah, Jumat 20 Maret 2015.
Jajat menilai, kejadian yang terjadi di Ponorogo beberapa
waktu yang lalu tak ubahnya seperti sebuah pameran produk barang dan bintangnya
adalah Jokowi. Namun, bukan Jokowi namanya jika melakukan sesuatu tidak menjadi
ramai, dan yang perlu diingat uang yang dipakai untuk membeli traktor tersebut
adalah uang rakyat bukan uang pribadi Jokowi, jadi jangan anggap bodoh
masyarakat dengan menggunakannya sebagai ajang pencitraan.
Jajat menambahkan, tantangan ke depan bagi Jokowi akan semakin
sulit jika tidak segera dicarikan solusinya dari sekarang. Pasalnya, berbagai
permasalahan bangsa saat ini tidak akan dapat diselesaikan semudah Jokowi
membagikan jatah kursi jabatan empuk kepada para pendukungnya.
“Sekarang bukan
saatnya lagi sibuk percintraan gak jelas kesana kemari, rakyat perlu hasil
kerja yang nyata. Buktinya hingga hari ini banyak gerakan aksi yang mendesak
Jokowi untuk segera melakukan perubahan, hingga ada yang meminta Jokowi mundur
jika tidak mampu menyelesaikan berbagai permasalahan bangsa, itu merupakan
gambaran jelas jika kepercayaan masyarakat terhadap Jokowi mulai memudar,”
tutup Jajat.
No comments:
Post a Comment