Plat Merah | JAKARTA - Presiden Jokowi terlalu percaya kepada para anggota kabinet, membuat Jokowi tidak sadar bahwa ada sesuatu yang berlangsung dengan praktik yang tidak benar. Melonjaknya harga beras telah membuktikan. Padahal, siapa saja presiden yang tidak bisa mengendalikan harga beras, akan jatuh. Pilihan tunggal, reshuffle.
"Kita semua dalam posisi mendukung kepemimpinan Jokowi. Maka kita harus mengingatkan dia, supaya program Tri Saksi dan Nawacita bisa direalisasikan," ujar ekonom senior, Rizal Ramli, saat bersilaturahmi dengan Relawan di Jakarta Selasa (24/3) malam.
Rizal Ramli mengatakan, aksi-aksi di berbagai kota yang belakangan ini semakin marak, semoga mengingatkan Jokowi bahwa ada sesuatu yang berlangsung tanpa campur tangan dirinya sebagai kepala negara. Setidaknya, informasi yang masuk malah ngawur.
Bukti valid situasi yang tidak disadari Jokowi adalah kenaikan harga beras. Hingga akhirnya Bulog mengadakan operasi pasar besar-besaran, sebelumnya harga beras telah naik Rp 500 per minggu selama 10 minggu.
Bandar beras di Cipinang yang mempunyai jatah alokasi beras Bulog, hanya mengedarkan beras kepada kelompoknya saja, sehingga dengan mudah mengatur harga beras. Selama 10 minggu, mereka menaikkan harga beras Rp 500 per minggu, sehingga harga beras langsung melonjak.
"Dulu waktu saya menjadi Kepala Bulog, saya memantau harga beras tiga kali dalam sehari. Kami membuat software untuk mengingatkan harga beras. Naik Rp 50 lampu kuning, naik Rp 100 lampu merah. Jangan main-main soal beras, siapa saja presiden bisa jatuh kalau harga beras tidak terkendali," kata Rizal, yang kini Presiden Komisaris Bank BNI Tbk.
Dalam kondisi begini, pilihan tunggal Jokowi adalah reshuffle kabinet. "Kemampuan menteri terkait sudah mentok, tak cukup lagi dengan imbauan. Kemampuannya memang hanya sampai di situ, tak bisa diharapkan lebih banyak. Maklum saja, menteri kelas 'kualitas 3' (kw3)," ujarnya.
Mengenai antisipasi atas realitas politik terkini, Rizal Ramli berpendapat, PDI Perjuangan harus tetap menjadi basis utama Jokowi. "Saya lama bergaul dengan Megawati Soekarnoputri, dia itu pegang janji, pegang omongan dan tidak mudah berubah," katanya. (dd)
No comments:
Post a Comment