Plat Merah | Jakarta - Direktur Eksekutif Nurjaman Center for
Indonesian Democracy (NCID) Jajat Nurjaman mengatakan bocoran SMS Akbar Faisal
ke Yanuar Nugroho dapat memicu delegitimasi pemerintahan Jokowi-JK. Sebab,
selain berbicara tentang tindakan diskriminatif Luhut Pandjaitan dalam merekrut
personil kantor Kepala Staf Kepresidenan, SMS Akbar Faisal juga menyinggung
usaha Luhut untuk memanipulasi data Pemilu yang dimiliki oleh KPU.
“Di SMS Akbar Faisal, ia menyinggung bahwa Luhut memiliki sebuah
sistem IT untuk mengambil data-data Pemilu yang dimiliki oleh KPU. Ini adalah
informasi yang sangat penting. Apalagi sekarang Akbar Faisal sudah mengakui
bahwa bocoran SMS yang beredar adalah benar ia yang mengirimkan.” tegas Jajat melalui press rilis yang diterima redaksi Plat Merah, Senin (6/4/2015).
Jajat mengatakan, karena rendahnya kepercayaan rakyat kepada
institusi-institusi penegak hukum, bisa-bisa rakyat akan bergerak sendiri untuk
menindaklanjuti tindak manipulasi data KPU yang dilakukan oleh Luhut. Apalagi
sudah menjadi rahasia umum, institusi-institusi penegak hukum di Indonesia
jarang punya nyali untuk menyentuh orang Istana.
“Luhut sekarang adalah salah satu orang paling berkuasa di
negeri ini. Kenapa Jokowi memberikan kuasa begitu besar kepadanya? SMS Akbar
Faisal membuat misteri jasa Luhut kepada Jokowi di Pilpres lalu menjadi terang
benderang. Terima kasih Akbar Faisal” tutup Jajat.
Berikut adalah cuplikan SMS Akbar Faisal kepada Yanuar Nugroho
mengenai sistem IT yang dimiliki oleh Luhut: “… Juga proposal beliau tentang
sistem IT beliau yang cukup memarkir mobil di depan KPU dan seluruh data-data
bisa tersedot. Kami di Jl. Subang 3A --itu markas utama pemenangan Jokowi Mas--
terkagum-kagum membayangkan kehebatan teknologi Pak LBP sekaligus mengernyitkan dahi tentang proses kerja penyedotan data
tadi ….”
No comments:
Post a Comment