Dok.net |
Plat Merah | Jakarta – Rencana Pemerintah menghapus RON 88 (Premium) dan
mengganti dengan bbm jenis baru yang kualifikasinya diatas RON 88
dibawah RON 92 mendapat protes keras dari publik. Pasalnya, masyarakat
merasa sangat terbebani, karena akan berakibat lagi pada naiknya harga
bahan-bahan pokok.
Direktur
Eksekutif Bimata Politica Indonesia (BPI) Panji Nugraha mengatakan,
pemerintah tidak dapat sewenang-wenang menghapus premium begitu saja
tanpa solusi tepat untuk rakyat, apalagi efek yang ditimbulkan membuat
rakyat akan semakin menderita. Seharusnya pemerintah saat ini cepat
sadar bahwa rakyat dalam keadaan kritis.
“Jujur
Saya tidak habis pikir dengan kebijakan yang dibuat rezim Jokowi-JK
terus-menerus menyengsarakan rakyat dan tidak tau sampai kapan akan
berhenti. Apakah pemerintah belum puas melihat banyaknya penyimpangan
sosial seperti, kriminalitas (begal) dan pelacuran akibat faktor
kemiskinan?”, tegas Panji dalam press rilisnya yang diterima redaksi Plat Merah, Jumat, 17 April 2015.
Panji
lanjut menjelaskan, rakyat saat ini kebingungan, bagaimana cara untuk
menyadarkan Jokowi-JK, karena sudah banyak mahasiswa, buruh dan elemen
masyarakat lainnya yang demonstrasi untuk mengingatkan Jokowi, tapi
tidak berhasil, dan jangan salahkan rakyat karena akibat keadaan semakin
buruk membuat rasa bingung rakyat berubah menjadi amarah yang akhirnya
memutuskan ikut turun ke jalan, tutup Panji.
No comments:
Post a Comment