Foto : Gusnadi alias Pelana
sedang mengasah batu dan Batu
Cincin yang sudah jadi
|
Plat
Merah | Sarolangun, Jambi - Hasil penelusuran Platmerah belum lama ini, di atas trotoar
pinggiran jalan Sarolangun menjamur penjual bermacam jenis batu cincin yang didominasi berasal dari luar daerah, yaitu dari Kabupaten Rawas
. Jenis batu
yang paling banyak hasil bumi Sarolangun yaitu batu jenis Sarang Tawon. Padahal, ekspor batu sarang tawon ini sudah
masuk pasar dunia. Terbukti warga manca
Negara asal Thailan pada bulan yang
lalu meng-order batu Tawon lewat Husni Tamrin asal Sarolangun. Hasil bumi ini yang paling dominan diwilayah
Kecamatan Singkut dan Pelawan. Di Kecamatan Singkut yang paling banyak dibongkar dari perut bumi di
Desa Tanjung Raden.
Akan tetapi persoalan batu ini sampai merambah
pasar khususnya di kabupaten Sarolangun sebahagian besar hanya penjual bahan mentah atau belum jadi
dan terlihat sebahagian kecil penjual bahan jadi itu dari luar Daerah
Salah
seorang warga Sarolangun yang tinggal di RT 03 Kelurahan Sukasari berama Gusnadi (34) alias Kelana ditemukan
Platmerah sedang menekuni kerajinan batu cincin atau asah batu pesanan konsumen.
“Saya menekuni sebagai
pengrajin batu bermodal satu buah dinamo garinda yang nilai Rp 750 Ribu Alhamdulillah saya bisa
menghudupkan keluarga dengan penghasilan rata-rata perhari Rp 300 setiap hari,” ungkap Gusnadi, ayah dua anak ini.
“Pekerjaan ini mulai saya tekuni dari bulan Agustus 2014 dan saya mendapat pesanan atau order bersal
dari berbagai kalangan termasuk dari pegawai Prandigkop atau Pemda. Untuk yang dipesan
berupa batu cincin, lontin, asal batu ada yang pengadaan sendiri ada juga yang dari saya,” imbuhnya.
Dikatakannya, sekarang usahanya ini terkendala dari permodalan sementara pesanan ramai tetapi peralatan seadanya, sebab menurutnya usaha tersebut pasar kedepannya cukup cerah.
“Maka saya sangat mengharapkan perhatian dari pemerintah khususnya dari
Dinas Prndigkop. Kalau kita lihat sekarang pasar batu yang menjamur di Kota Sarolangun
ini hanya sebatas penjual bahan mentah tidak begitu terpikirkan akan suplay
bahan jadi. Ini
berdampak tidak menambah Income
daerah, seharusnya sudah layak Pemkab membuat pasar penjual batu cincin,” tandasnya. (Rifaiduri)
No comments:
Post a Comment