Plat Merah | Jakarta - Direktur Eksekutif Nurjaman Center for Indonesian Democracy (NCID) Jajat Nurjaman mengatakan, pernyataan pimpinan Golkar Agung Laksono yang baru disahkan Kemenkumham yang menyatakan Golkar akan mendukung pemerintah sepertinya semakin menguatkan akan adanya reshuffle di kabinet kerja Jokowi-JK. Pasalnya, selain dari pada itu sudah banyak desakan dari relawan Jokowi yang sudah meminta untuk segera diadakannya reshuffle menteri.
Menurut Jajat dari fakta yang telah dipelajari, NCID bisa memprediksi tidak lama lagi akan ada reshuffle di Kabinet Kerja Jokowi. Berhasilnya pemerintah menarik Golkar ke dalam Koalisi Indonesia Hebat dan performa beberapa menteri yang tidak produktif menjadi alasan utama mengapa reshuffle harus dilakukan.
“Buka-bukaan saja lah, mana mungkin Golkar mau bergabung dengan pemerintah tanpa dijanjikan posisi apa pun. Kebetulan saat ini ada beberapa menteri yang performanya di bawah standar dan sosoknya pun tidak populer. Saya memprediksi mereka-mereka ini lah yang akan ‘dijual’ oleh Jokowi kepada Golkar” ujar Jajat melalui press rilisnya yang dikirimkan ke redaksi Plat Merah, Kamis (12/3/2-15).
Jajat lanjut menjelaskan ada beberapa nama yang saat ini sedang duduk di ‘kursi panas’. Nama-nama tersebut dinilai sebagai akar utama dari permasalahan bangsa saat ini.
“Pertama, Yasonna Laoly Menkumham yang dua kali melakukan keputusan blunder. Kedua, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Susana yang dianggap kinerjanya tidak produktif. Ketiga, Menteri ESDM Sudirman Said yang memperpanjang MoU dangan PT Freeport padahal sudah ada UU Minerba yang mengatur. Keempat, Menko Perekonomian Sofian Djalil, yang menganggap enteng rupiah melemah dan menyebabkan harga – harga naik” tutup Jajat.
No comments:
Post a Comment