CARACAS – Sekira 100 ribu angkatan bersenjata dan warga sipil Venezuela dilaporkan telah memulai latihan militer di tengah memburuknya hubungan Venezuela dengan Amerika Serikat (AS).
Banyak warga Venezuela yang menilai tindakan itu adalah bukti keseriusan Presiden Venezuela, Nicolas Maduro untuk menantang Obama.
Pada Sabtu 14 Maret, angkatan bersenjata Venezuela mulai terlihat mendemonstrasikan penembakkan rudal, pesawat tempur, dan truk lapis baja dalam latihan yang rencananya akan berjalan selama 10 hari.
Latihan tersebut berlokasi di Fort Tiuna, Kota Caracas, dan diresmikan sendiri oleh Menteri Pertahanan Venezuela, Vladimir Padrino Lopez.
“Sanksi AS merupakan sebuah sinyal bahaya bagi kita, dan angkatan bersenjata harus siap untuk mengantisipasi kemungkinan yang akan terjadi,” tegas Padrino Lopez, seperti diberitakan Al Jazeera, Minggu (15/3/2015).
Presiden Maduro mengatakan, latihan ini diperlukan untuk melindungi rakyat Venezuela dari tindakan AS yang menyebut Venezuela sebagai ancaman negaranya. Dalam latihan militer itu, terlihat ribuan warga sipil memakai atribut militer lengkap dengan senjata api di tangan mereka.
Seperti diberitakan, Presiden Maduro sebelumnya telah menuntut Obama untuk memperbaiki dan mencabut keputusannya yang menyatakan Venezuela sebagai ancaman AS. Presiden Maduro juga mengatakan, tidak menutup kemungkinan dirinya datang ke Washington dan menantang Obama.
AS berpendapat bahwa Pemerintah Venezuela di masa lalu dan yang akan datang selalu melanggar Hak Asasi Manusia (HAM) terhadap rakyatnya. Itulah sebabnya AS menyatakan Venezuela sebagai ancaman negaranya.
No comments:
Post a Comment