Laporan khusus Plat Merah : Hendro Aldo Irawan, Muara Enim, Sumsel
Mungkin hal ini yang menginpirasi suatu komunitas batu akik yang berada di
Kabupaten Muara Enim,Sumatera Selatan, yang dikenal dengan sebutan Community Gemstone Muara Enim
(CGM). CGM sendiri merupakan suatu wadah yang mengakomodir pecinta batu akik Muara Enim
yang berasal dari berbagai latar belakang profesi mempunyai visi dan misi untuk
mengangkat batu lokal sekaligus mempopulerkan sehingga dapat dikenal dimata
pecinta batu akik di Indonesia.
Batu
akik ini merupakan peluang bisnis yang sangat menjanjikan, meskipun
sifatnya hanya musiman namun paling tidak dapat menciptakan
pemberdayaan masyarakat melalui kerajinan pengasah batu maupun penjual
batu
akik. Kalau geliat batu akik ini terus booming, dapat dipastikan
perekonomian
masyarakat dapat meningkat.
|
Foto: Aldo Irawan/www.platmerah.co.id |
Kembali lagi ke CGM, kendati
masih seumur jagung usianya, tetapi eksistensinya tidak diragukan lagi. Terbukti, sejak sebulan belakangan ini, CGM
menerjunkan tim untuk melakukan ekspedisi melakukan perburuan batu akik di beberapa wilayah di Kabupaten Muara
Enim. Pencarian batu akik ini, menyisir i wilayah di beberapa desa di kecamatan
yang ada di Kabupaten Muara Enim.
Tujuannya, untuk mengidentifikasi jenis-jenis batu akik yang ada di
daerah tersebut. Dengan harapan dapat ditemukan batu akik yang nantinya dijadikan icon yang mampu
bersaing dengan batu akik yang berasal dari daerah lain
seperti, seperti halnya Baturaja (OKU),Sumsel yang sudah terkenal lebih
dulu dengan batu jenis Lavender, Mizone dan Spritus atau pun batu bacan
yang berasal dari provinsi Maluku, batu
Raflesia asal provinsi Bengkulu ataupun batu yang berasal dari Pulau
Jawa.
Berlanjut ke CGM, sejak seminggu terakhir ini, Tim Ekspedisi CGM
melakukan perburuan batu akik. Mulai dari, aliran sungai Enim yang membelah
Kota Muara Enim, hingga ke Desa Tanjung Lalang dan Desa Muara Emil Kecamatan
Tanjung Agung, berlanjut ke Desa Aur Duri Kecamatan Rambang Dangku,Kabupaten Muara Enim.
Perburuan tersebut tidak mengenal lelah meskipun air sungai dalam
keadaan pasang, namun Tim Ekspedisi CGM dengan peralatan seadanya seperti
linggis, cangkul dan Palu. Tidak menyurutkan, semangat untuk terus mencari dan
menggali batu akik tersebut, meskipun keringat bercucuran hanya demi batu akik.
“Memang, tidak mudah untuk mendapatkan batu akik berkualitas baik dan
berpola unik. Tapi yakin lah dengan semangat, pantang menyerah dan kekompakan
yang terjalin bersama. Apa yang kita inginkan akan tercapai,”kata Anwar Kohar
Ketua CGM kepada wartawan wartawan media on line platmerah ditemui di lokasi
pencarian batu akik Desa Tanjung Lalang dan Desa Muara Emil Kecamatan Tanjung
Agung, Minggu (22/3).
Dikatakan Anwar, dalam perburuan batu di Desa Tanjung Lalang dan Desa
Muara Emil, batu akik yang ditemukan batu kecubung air, batu badar besi, badar
perak, batu serat bambu, batu fosil sungkai dan jenis teratai. Diakui Anwar, Tim ekspedisi yang terjun
langsung hampir seluruh personil, menyisiri aliran sungai enim di dua desa
tersebut.
“Memang medannya tidak terlalu berat, hanya menyisiri sungai dan
menggali batu di tepian sungai, tapi membutuhkan tenaga yang cukup ekstra,”ujar
Anwar yang mengkomandoi Tim Ekspedisi itu.
Sebelumnya, Sabtu (21/3) Tim Ekspedisi CGM yang telah mendapatkan
informasi kalau di Desa Aur Duri Kecamatan Rambang Dangku terdapat batu
Lavender. Lalu, belasan orang yang
tergabung dalam ekspedisi CGM langsung berangkat ke lokasi dengan mengendarai
dua mobil dilengkapi peralatan melakukan
pencarian batu akik tersebut.
Berangkat pagi, Tim Ekspedisi melaju ke lokasi, ternyata lokasi yang
dituju medannya cukup berat, sebab jalur
yang dituju cukup sulit untuk dilintasi kendaraan roda dua dikarenakan jalan
yang berlumpur dan terjal bergelombang. Bahkan, berapa kali kendaraan harus
memutar arah mencari jalan alternatif. Hingga menjelang sore, target yang
dituju lokasi Aur Duri bisa digapai.
Dengan ditemani seorang warga setempat sebagai penunjuk jalan, Tim Ekspedisi menuju
lokasi batu akik yang katanya ada batu Lavender. Menyisiri jalan berliku dan
licin dengan berjalan kaki. Ditaksir setengah jam berjalan kaki tiba lah di
lokasi. Ternyata, lokasi tersebut merupakan perbukitan yang dikelilingi kawasan
kebun warga. Ditempat itu lah, terdapat aliran sungai kecil.
Ketika diteliti, rupanya lokasi tersebut sebelumnya sudah ada bekas
galian warga yang mencari batu akik. Tim Ekspedisi CGM ini memulai pencari batu
di aliran sungai kecil yang berasal dari perbukitan Desa Aur Duri tersebut.
Hampir, dua jam pencarian hingga akhirnya berhasil menemukan batu akik yang
kata warga disana adalah batu Lavender.
Hanya saja, Tim ekspedisi hanya mampu mendapatkan pecahan batunya
saja, bukan bongkahan besar yang diharapkan. Setelah dicermati dari bentuk
warna dan serat batu, kalau batu yang ditemukan tersebut lebih mirip batu akik
jenis Bungur.
“Warnanya ungu dan seratnya kristal mirip dengan batu bungur”kata
Adit Ketua Kontes batu akik “Bupati Cup”
2015.
Menurut Adit, Ekspedisi ini tidak semata-mata hanya menggali batu akik
saja, melainkan untuk mengidentifikasi jenis-jenis batu akik yang tersebar di
wilayah Kabupaten Muara Enim,Sumatera Selatan.
“Jadi, dari semua desa, nantinya
bisa diketahui jenis-jenis batunya,”terang Adit.
CGM
ini aku Adit, tidak hanya sebatas komunitas batu akik saja, melainkan
memiliki harapan. Kedepannya bisa melestarikan potensi-potensi batu akik
di Muara
Enim serta mempopulerkannya di mata nasional. Disamping, pemberdayaan
masyarakat.(@ldo-PM)
Foto : Aldo/platmerah.co.id
Tampak Tim Ekspedisi Community
Gemstone Muara Enim (CGM), Wadah yang mengakomodir pecinta batu akik di
Muara Enim, Sumatera Selatan tengah melakukan penjelajahan batu akik.