Platmerahnews | Nias, Sumut – Jumat (6/6/2014), Massa
mengatasnamakan GMKI dan PMKRI ,STE PEMBNA, IKIP Gunungsitoli dan masyarakat
melakukan unjuk rasa di Kantor PT. PLN
Persero Cabang Nias berlokasi di Desa Moawo, Gunungsitoli yang dikawal puluhan
personil Polres Nias.
Mereka
menuntut supaya pemadaman lampu listrik tidak beraturan segera dihentikan
karena membuat masyarakat resah dan kecewa. Dimana, akibat pemadaman lampu
listrik itu maka aktifitas masyarakat terganggu seperti disektor pendidikan,
beribadah serta menghambat perputaran ekonomi dan mendapat kerugian ratusan
juta rupiah. Seperti yang diberitakan Platmerah sebelumnya yang berjudul
Pemadaman lampu listrik di Nias tidak beraturan.
Tetapi
lancarnya pemutusan arus secara sepihak dengan membawa pihak keamanan untuk
menakut-nakuti pelanggan, penagihan biaya rekening secara tebak-tebakan tanpa
melihat daya pemakaian dan sikap arogansi petugas PLN yang tidak memberikan
pelayanan prima bagi pelanggan, ujar mereka.
Bukan
hanya itu, massa juga meminta kepada pihak PLN supaya menandatangani surat
kesepakatan pemadaman lampu listrik tidak beraturan tidak terulang
kembali.
Tapi
sayang, tak seorangpun dari pihak PLN yang berani memberikan penjelasan bahkan
mereka lebih suka mengurung diri didalam kantor.
Dalam
orasi yang disampaikan terlontar kata bahwa pemadaman lampu listrik tidak
beraturan yang dilakukan oleh piahak PLN sangat tidak manusiawi. Pada saat itu
juga terik matahari semakin memanas.
Aroni
Zendrato Wakil wali kota Gunungsitoli mewakili pihak PLN mengatakan pemadaman
lampu listrik sering terjadi karena tali layang-layang masyarakat yang nyangkut
dikabel listrik sehingga tidak bisa dilalui arus, kata Aroni.
Mendengar
penjelasan itu, massa mengatakan jika pemerintah ada kepedulian kepada
masyarakat kenapa tidak terlebih dahulu menyuarakan, jangan-jangan hanya
simbolis saja, (dengan sendirinya Aroni out dari keramaian itu tanpa pamitan).
Karena
Massa kurang puas penjelasan, maka mereka melakukan pelemparan telur busuk di
Kantor Manejer PT. PLN, menurut mereka sebagai simbol kebusukkan dan kehancuran
PLN yang menyesengsarakan rakyat Nias.
Permadi
Kapolres Nias kepada massa mengatakan supaya pulang dan tetap menjaga
ketertiban dan mahasiswa juga memberika plus tepuk tangan yang telah mengawal
mereka sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan . (yh/pm).
No comments:
Post a Comment