Platmerah | Brebes, Jateng - Pengurus
Majelis Wakil Cabang (MWC) Nahdlatul Ulama (NU) Kecamatan Tanjung Brebes
dilantik. Kepengurusan untuk periode 2014-2019 itu mengangkat janji dihadapan
Nahdliyin (warga NU) se Kecamatan Tanjung. Mereka merupakan hasil konferensi MWC
pada Akhir Juli 2013 lalu.
“Kepengurusan kami memang terlambat
dilantik akibat banyaknya agenda politik dari pilkades, pileg, hingga pilpres,
tapi program sebagai amanat konferensi telah berjalan dengan lancar,” tutur
Ketua Tanfidziyah MWC NU Tanjung Kyai sodikin HS usai dilantik dihalaman
Majelis Taklim Assidiqiyah Desa Sengon, Tanjung Brebes, baru-baru ini.
Kiai Sodikin dalam programnya akan menggiatkan
terus lailatul ijtima. Pasalnya, di dalam lailatul ijtima bisa menjadi benteng
perkuatan paham ahlussunah wal jamaah.
“ Sesuatu yang baik, harus terus
dipertahankan dengan menggelar berbagai tradisi seperti dalam NU itu ada
lailatul ijtima,” Katanya.
Dia juga menceritakan, betapa begitu
mudahnya budaya memakai iket (tutup kepala dengan kain batik) bagi orang tua
Brebes dan sekitarnya hilang karena tidak ada anjuran atau fatwa yang
mewajibkan orang tua untuk memakai iket.
“ Begitupun dengan tradisi NU, kalau
tidak ada keputusan dari para ulama untuk hukum hukum tertentu maka akan
hilang, seperti tahlil, managib, barzanji, istighosah dan lain-lain tradisi
NU,” terangnya.
Menurut Sodikin, keberadaan pengurus di
desa-desa untuk menggiatkan tradisi lailatul ijtima akan lebih memperkokoh
keberadaan NU dari ancaman paham lainnya. Pelantikan dilakukan oleh Wakil Ketua PCNU
Brebes Drs KH Sodikin Rachman dengan cara membaiat para pengurus. Mereka yang
dilantik antara lain Rais Suriyah KH Mudris Toyib SPdI, Katib Wahidin,
Tanfidziyah K Sodikin HS, Sekretaris Solikhin SPdI dan Bendahara Mafroni. Dalam
kesempatan tersebut juga dilantik 18 Pengurus Ranting (PR) Se Kecamatan
Tanjung.
KH Sodikin Rachman dalam kata
pelantikannya menghimbau agar bersabar dalam menjalankan roda organisasi.
Pasalnya, menjadi pengurus NU tidak mendapatkan gaji apapun hanya berharap
mendapatkan berkah dari Allah SWT.
“Jangan berharap untuk mendapatkan gaji
karena memang tidak digaji, tetapi keberkahan pastilah akan datang tanpa
disangka-sangka dari Yang Maha Kuasa,” tuturnya.
Lebih lanjut dia menjelaskan, untuk
menjadikan organisasi yang sehat perlu dipatuhi tiga tanda-tanda. Pertama,
siklus kepemimpinan harus berjalan sesuai dengan aturan organisasi. Bila masa
khidmah pengurus lima
tahun sekali harus konferensi tentunya harus dipatuhi. Meskipun pada masanya
pengurus tersebut dipilih kembali.
Kedua, Ada Job description (pembagian
tugas) yang jelas. Jangan sampai suatu organisasi hanya dipegang oleh ketuanya
saja dari urusan penulisan, pegang uang sampai mencari dan membelanjakan uang
untuk organisasi. “Masing pengurus bekerja sesuai tugas pokok dan fungsinya
sendiri-sendiri walaupun harus diwujudkan bersama-sama,” paparnya.
Organisasi yang sehat, lanjut Sodikin,
harus ada Time Schedule atau program kerja dan rentang waktu pelaksanaan yang
rapi. Jangan sampai menjalankan program kagetan, contohnya lagi musim pilpres
terus rame-rame bikin istighosah mendukung pilihan tertentu. “Itu keliru,
program yang benar ya yang dihasilkan saat konferensi dan direalisasikan pada
waktu yang tepat,” tandasnya.(Hid_PM)
No comments:
Post a Comment