Platmerahnews - Saat hari pencoblosan 9 April 2014 lalu, Ketua Umum PDI Perjuangan
Megawati Soekarnoputri menegaskan bahwa Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo
hanya baru menjadi bakal calon presiden dari PDI Perjuangan. Penetapan
Jokowi sebagai calon presiden baru akan dilakukan jika PDI Perjuangan
meraih dukungan sesuai dengan target yakni melewati ambang batas
pencalonan presiden (presidential threshold).
Dikarenakan
perolehan PDI Perjuangan berdasarkan hitung cepat adalah kurang dari
ambang batas pencalonan presiden, Megawati memiliki hak untuk mencoret
nama Jokowi dan mencalonkan orang lain sebagai calon presiden dari PDI
Perjuangan.
Inisiator Koalisi
Prabowo Prananda 2014 (KOPRA 2014) Fikrah Aulya mengatakan, sebaiknya
Megawati menetapkan Prabowo Subianto dan Prananda Prabowo sebagai calon
presiden dan calon wakil presiden yang diusung oleh PDI Perjuangan dalam
pemilu presiden 2014.
"Hal ini penting,
agar mengembalikan citra Megawati yang tercoreng karena terkesan
mengingkari perjanjian batu tulis yang pernah ia buat dengan Prabowo
Subianto. Selain itu, dengan mencalonkan Prabowo-Prananda, Megawati
memastikan kelangsungan trah Sukarno di PDI Perjuangan. Tidak kalah
penting, saya yakin Megawati sekarang juga sudah menyadari bahwa
mencalonkan Jokowi sama saja dengan menyerahkan kedaulatan bangsa
Indonesia ke bangsa asing, terutama Amerika" ujar Fikrah.
Fikrah mengatakan,
ketua ruang situasi PDI Perjuangan Prananda Prabowo adalah kader PDI
Perjuangan yang paling mumpuni untuk mendampingi Prabowo Subianto.
"Kiprah mas Nanda dalam membesarkan PDI Perjuangan di belakang layar
selama ini sangat luar biasa. Namun mas Nanda belum mendapatkan
kesempatan untuk memperlihatkan kepintarannya di publik. Sekarang adalah
waktu yang tepat. Indonesia pasti akan memilih Prabowo-Prananda" tutup
Fikrah.
No comments:
Post a Comment