Hotel Grand Astrilia |
Warga Logam, Kota Bandung itu mengalami luka cukup serius di sekujur tubuhnya. Jasad Lutfi kemudian dibawa ke Ruang Pemulasaraan Jenazah Rumah Sakit Muhammadiyah di Jln. K.H. Ahmad Dahlan, sekitar 500 meter dari lokasi. Seorang pekerja lainnya yang terluka, Hadi, mendapat perawatan di rumah sakit yang sama.
Berdasarkan informasi yang diperoleh "GM", kecelakaan kerja itu terjadi saat korban bersama dua rekannya, Hadi dan Budi membersihkan dinding lantai 10 atas perintah pimpinan. Mereka juga diminta melanjutkan pekerjaan menghaluskan dan mengecat dinding di lantai tersebut.
"Pengecatan menggunakan gondola. Saat itu Lutfi memindahkan gondola sendiri. Dia membuka semua penguncinya. Tapi pas akan dipindahkan, gondola terguling bersama Lutfi," terang Budi di lokasi kejadian.
Sebenarnya saat itu Hadi mencoba menolong. Namun Hadi malah ikut terseret. Budi yang melihat dua rekannya dalam keadaan bahaya mencoba memberikan pertolongan.
"Hadi masih bisa ketolong, tapi Lutfi terjatuh. Kalau Hadi hanya luka-luka saja," ungkapnya.
Menurut Budi, Lutfi mengalami luka serius dan meninggal seketika.
Tidak lama setelah kejadian, polisi yang mendapat informasi mendatangi lokasi. Petugas melakukan pengecekan dan olah tempat kejadian perkara (TKP). Setelah selesai, garis polisi dipasang di proyek pembangunan hotel yang berada tidak jauh dari Hotel Horison tersebut.
Dihentikan sementara
Kapolsekta Lengkong, Kompol Gotam Hidayat menyatakan, pihaknya terpaksa menghentikan sementara pembangunan hotel tersebut. Hingga kini pihaknya belum bisa menyimpulkan penyebab kecelakaan. Namun dari keterangan dua orang saksi, kecelakaan terjadi saat korban dan dua saksi akan melakukan pembersihan dan pengecatan gedung. Korban sudah dibawa keluarganya ke Garut.
Sementara itu, di Ruang Pemulasaraan Jenazah Rumah Sakit Muhammadiyah, ibunda korban Lutfi histeris mengetahui anaknya meninggal dunia. "Ujang! Mana Ujang? Ujang! Kunaon Ujang?" teriaknya.
Sang ibu bahkan pingsan karena tak kuasa menahan duka kehilangan anak keempatnya tersebut.
Sementara ayah korban, Tarim (52), berusaha menguatkan istrinya. Ia tampak tegar meski raut wajahnya tak bisa menutupi kesedihan. Menurut Tarim, mereka sekeluarga tinggal di Kompleks Buanasari 9, Jln. Logam.
Karena sang ibu berasal dari Garut, jenazah anak keempat dari enam bersaudara tersebut akan dimakamkan di sana.
"Rencanaanya mau dimandikan dan dimakamkan di Garut," singkatnya seraya menambahkan, anaknya sudah sekitar satu tahun bekerja menjadi tukang bangunan. (*)