Tuesday, July 1, 2014

Jatuh Dari Lantai 10 Pekerja Bangunan Tewas Seketika


Hotel Grand Astrilia
Bandung - Lutfi (20), seorang pekerja bangunan tewas seketika setelah terjatuh bersama gondola dari lantai 10 lokasi pembangunan Hotel Grand Astrilia, di Jln. Pelajar Pejuang 45, Kota Bandung, Selasa (1/7). Dalam insiden yang terjadi sekitar pukul 09.00 WIB itu, seorang pekerja lainnya mengalami luka-luka.
Warga Logam, Kota Bandung itu mengalami luka cukup serius di sekujur tubuhnya. Jasad Lutfi kemudian dibawa ke Ruang Pemulasaraan Jenazah Rumah Sakit Muhammadiyah di Jln. K.H. Ahmad Dahlan, sekitar 500 meter dari lokasi. Seorang pekerja lainnya yang terluka, Hadi, mendapat perawatan di rumah sakit yang sama.
Berdasarkan informasi yang diperoleh "GM", kecelakaan kerja itu terjadi saat korban bersama dua rekannya, Hadi dan Budi membersihkan dinding lantai 10 atas perintah pimpinan. Mereka juga diminta melanjutkan pekerjaan menghaluskan dan mengecat dinding di lantai tersebut.
"Pengecatan menggunakan gondola. Saat itu Lutfi memindahkan gondola sendiri. Dia membuka semua penguncinya. Tapi pas akan dipindahkan, gondola terguling bersama Lutfi," terang Budi di lokasi kejadian.
Sebenarnya saat itu Hadi mencoba menolong. Namun Hadi malah ikut terseret. Budi yang melihat dua rekannya dalam keadaan bahaya mencoba memberikan pertolongan.
"Hadi masih bisa ketolong, tapi Lutfi terjatuh. Kalau Hadi hanya luka-luka saja," ungkapnya.
Menurut Budi, Lutfi mengalami luka serius dan meninggal seketika.
Tidak lama setelah kejadian, polisi yang mendapat informasi mendatangi lokasi. Petugas melakukan pengecekan dan olah tempat kejadian perkara (TKP). Setelah selesai, garis polisi dipasang di proyek pembangunan hotel yang berada tidak jauh dari Hotel Horison tersebut.

Dihentikan sementara

Kapolsekta Lengkong, Kompol Gotam Hidayat menyatakan, pihaknya terpaksa menghentikan sementara pembangunan hotel tersebut. Hingga kini pihaknya belum bisa menyimpulkan penyebab kecelakaan. Namun dari keterangan dua orang saksi, kecelakaan terjadi saat korban dan dua saksi akan melakukan pembersihan dan pengecatan gedung. Korban sudah dibawa keluarganya ke Garut.
Sementara itu, di Ruang Pemulasaraan Jenazah Rumah Sakit Muhammadiyah, ibunda korban Lutfi histeris mengetahui anaknya meninggal dunia. "Ujang! Mana Ujang? Ujang! Kunaon Ujang?" teriaknya.
Sang ibu bahkan pingsan karena tak kuasa menahan duka kehilangan anak keempatnya tersebut.
Sementara ayah korban, Tarim (52), berusaha menguatkan istrinya. Ia tampak tegar meski raut wajahnya tak bisa menutupi kesedihan. Menurut Tarim, mereka sekeluarga tinggal di Kompleks Buanasari 9, Jln. Logam.
Karena sang ibu berasal dari Garut, jenazah anak keempat dari enam bersaudara tersebut akan dimakamkan di sana.
"Rencanaanya mau dimandikan dan dimakamkan di Garut," singkatnya seraya menambahkan, anaknya sudah sekitar satu tahun bekerja menjadi tukang bangunan. (*)

Inilah Harta Kekayaan Capres Dan Cawapres


JAKARTA – Dua capres-cawapres yang bertarung dalam Pilpres 2014, Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla, mengumumkan laporan harta kekayaannya di kantor KPU, Jakarta, Selasa (1/7/2014), sebagaimana laporan harta kekayaan yang telah diperiksa KPK sebelumnya.
Dari laporan harta kekayaan yang disampaikan, diketahui jumlah harta kekayaan capres Prabowo Subianto adalah yang paling tinggi di antara tiga calon lainnya.
Jumlah harta kekayaan Prabowo per 20 Mei 2014 adalah sebesar Rp 1.670.392.580.402 dan 7.503.134 Dollar AS atau total mencapai lebih dari Rp 1,7 triliun.
Jumlah tersebut meningkat tajam jika dibandingkan laporan harta kekayaan Prabowo pada 11 tahun silam atau sewaktu menjabat Komandan Sekolah Staf dan Komando ABRI pada pelaporan 23 Juli 2003. Saat itu, jumlah harta kekayaan Prabowo hanya sebesar Rp 10,653 miliar dan 4.216.135 Dollar AS.
Bagaimana dengan capres Joko Widodo?
Di hadapan puluhan awak media yang meliput serta jajaran komisiner KPK dan KPU, capres yang akrab disapa Jokowi itu menyatakan total harta kekayaannya per 14 Mei 2014 adalah sebesar Rp 29.892.946.012 dan 27.633 Dollar AS atau Rp 327.451.050 (Rp11.850/Dollar AS). Total harta kekayaan Jokowi terkini sebesar Rp 30,2 miliar.
Jumlah harta kekayaan Jokowi itu meningkat jika dibandingkan pada saat akan menjadi Wali Kota Surakarta pada April 2005 atau 9 tahun lalu.
Pada saat itu, total harta kekayaan Jokowi yang berlatar belakang eksportir mebel sebesar Rp 9,598 miliar dan 25.067 Dollar AS atau Rp 238.136.500 (kurs Rp 9.500/Dollar AS). Total harta kekayaan suami Iriana pada saat itu hanya sebesar Rp 9,836 miliar.
Harta kekayaan Jokowi selaku capres pada Pilpres 2014 saat ini terdiri dari harta tidak bergerak, berupa 24 bidang lahan dan bangunan senilai Rp 29.453.455.000.
Selain itu, ada harta bergerak berupa 12 unit mobil dan motor senilai Rp 954.500.000, satu unit usaha senilai Rp 572.440.076, 16 buah logam mulia senilai Rp 27.200.000, empat buah batu mulia senilai Rp 15.000.000 dan 83 unit barang bergerak lainnya senilai Rp 319.150.000.
Jokowi juga melaporkan memiliki uang tunai, deposito, tabungan, giro dan setara kas dan lainnya di 16 rekening sebesar Rp 488.140.718 dan di 3 rekening sebesar 27.633 Dollar AS.
Selain itu, Jokowi selaku capres yang diusung oleh PDI Perujangan dan parpol koalisinya itu juga melaporkan masih memiliki utang dalam dua rekening sebesar Rp 1.936.939.782.
Sementara, harta kekayaan Jokowi sewaktu akan menjadi Wali Kota Surakarta pada 2005 terdiri dari harta bergerak yang terdiri atas alat transportasi, logam mulia, batu mulia, barang seni, barang antik dan usaha senilai Rp 1,46 miliar. Untuk surat berharga senilai Rp 501 juta.
Adapun uang tunai, deposito, tabungan, giro, dan setara kas lainnya pada saat itu adalahs sebesar Rp 1,5 miliar dan 9.876,23 Dollar AS. Saat itu, Jokowi tidak ada utang dan piutang.(*)

Jokowi Ajak Ulama dan Santri Awasi Pilpres

JAKARTA - Jokowi mengajak ulama, santri dan relawan menjadi pengawas Pilpres 9 Juli 2014. Terlebih dahulu mengajak memilih calon presiden nomor 2, kemudian mengamankan pilihan rakyat dengan menjadi bagian dari satgas anti pilpres curang.

            "Datangi orang, ketuk pintu, sampaikan maksud yaitu mengajak memilih capres/cawapres nomor dua. Apa tanggapan mereka, catat. Kemudian ketuk lagi pintu lain," ujar Jokowi seusai buka puasa di Pondok Pesantren Al-Khairiyah Cilegon, Selasa (1/7).

            Belasan ribu orang mengikuti acara yang sejak siang hari sudah penuh sesak. Ulama bukan hanya berasal dari Cilegon, tetapi dari seluruh Banten, seperti Pandeglang, Lebak, Saketi, Serang, Petir, Tangerang dan berbagai daerah lainnya.

            Jokowi mengatakan, para ulama, santri dan relawan yang memang mendukung dirinya, kiranya menangkal berita-berita negatif yang tidak benar. Misalnya, ada berita seakan-akan Jokowi akan mengurangi tunjangan guru.

            "Padahal tidak benar, sebab Jokowi-JK malah akan meningkatkan tunjangan guru. Mosok diturunkan, malah akan dinaikkan. Berita seperti ini perlu diluruskan," ujar Jokowi.
            Pembukaan acara sempat tersendat, karena ribuan ulama-santri yang memadati aula pondok pesantren, berdiri, saling berlomba melihat Jokowi. Pembawa acara gagal menyuruh hadirin untuk duduk.

            Dalam posisi hadirin yang masih berdiri, Jokowi memberi sambutan. Tetapi pelan-pelan Jokowi meminta hadirin untuk duduk dengan tertip, supaya bagian belakang pun bisa melihatnya. Ajaib, hadirin patuh pada perintah Jokowi, semua duduk, sehingga acara bisa dimulai.

            Ketua Panitia Amin Napitupulu mengatakan, warga yang mebludak untuk melihat Jokowi, adalah reaksi spontan masyarakat. "Kalau tidak kami batasi, bisa 50 ribuan. Terpaksa dibatasi, ulama yang dibawa Relawan Jokowi Bara JP pun, kami batasi hanya 200 orang," ujarnya. (RJ)

Surat Terbuka Anak Amien Rais "Tasniem Fauzia" Untuk Jokowi Dibalas "Dian Paramita" Adik Kelasnya

Surat terbuka putri Ketua Majelis Pertimbangan PAN Amien Rais, Tasniem Fauzia untuk Joko Widodo (Jokowi) mendapat banyak perhatian. Setelah Tasniem membuat surat terbuka itu, masyarakat banyak yang ikut menanggapi.

Setelah sebelumnya anak seorang petani bernama Achmad Room Fitrianto menjawab surat Tasniem, giliran Dian Paramita yang ikut menanggapi surat terbuka tersebut. Dian mengaku adik kelas Tasniem saat duduk di bangku SMP 5 Yogyakarta.

Saat itu Dian masih duduk di bangku kelas 1, dan Tasniem sudah kelas III. Pertemuan keduanya terjadi saat mengikuti ulangan umum. Keduanya duduk bersebelahan.

"Saya ingat betul, Mbak selalu meminjam pensil saya, lalu pulpen saya, lalu penghapus saya, kemudian Mbak berbisik, "sorry ya Dek, aku kere..." Saya tertawa senang mendengarnya. Karena saat itu Mbak Tasniem adalah anak dari Ketua MPR, Amien Rais," cerita Dian, Senin (30/6).

Dian mengaku sangat mengagumi sosok sederhana Tasniem. Meski anak pejabat, Tasniem tetap hidup sederhana. "Berulang kali saya ceritakan tentang sosok Mbak Tasniem yang saya kenal dan kagumi. Saya ceritakan ke ibu saya, ke teman-teman saya, ke siapapun jika sedang membicarakan anak pejabat. Karena Mbak berbeda dengan anak pejabat lainnya, saya bangga pernah mengenal Mbak Tasniem," kenangnya. 

"Namun maaf Mbak, kekaguman saya buyar setelah membaca surat terbuka Mbak untuk Jokowi, 26 Juni 2014 lalu. Karena surat itu tidak seperti surat dari Mbak Tasniem yang saya kenal humble, sederhana, dan jujur. Jika saya berpikiran dangkal, tentu saja saya akan berfikir Mbak menulis itu karena Mbak adalah anak dari Amien Rais, pendukung Prabowo. Namun saya menahan diri untuk tidak berfikir seperti itu dulu".

Selengkapnya, berikut ini surat terbuka Dian kepada Tasniem:

Surat Terbuka untuk Tasniem Fauzia
June 30, 2014
Yang Terhormat Mbak Tasniem Fauzia,

yang dulu sangat saya kagumi sebagai kakak kelas di SMP 5 Yogyakarta.

Mungkin Mbak lupa siapa saya. Panggilan saya Mimit. Saat saya kelas 1 dan Mbak Tasniem kelas 3, kita mendapat kursi bersebelahan untuk mengikuti ulangan umum. Saya ingat betul, Mbak selalu meminjam pensil saya, lalu pulpen saya, lalu penghapus saya, kemudian Mbak berbisik, "sorry ya Dek, aku kere..." Saya tertawa senang mendengarnya. Karena saat itu Mbak Tasniem adalah anak dari Ketua MPR, Amien Rais.

Kita sering mengobrol saat ujian. Dari situ Mbak tau saya fans berat grup musik The Moffatts. Kita bercerita mengenai pengalaman kita nonton konser The Moffatts. Saya nonton yang di Jakarta, Mbak yang di Bandung. Beberapa hari kemudian, Mbak jauh-jauh jalan dari kelas Mbak untuk mendatangi kelas saya, lalu memberikan foto-foto The Moffatts yang Mbak jepret di Bandung. Saya senang sekali. Sampai sekarang foto itu saya simpan.

Setelah Mbak sudah SMA dan saya masih SMP, saya sempat bertemu dengan Mbak di sebuah toko buku. Saat itu Mbak memakai celana baggy hijau dan kaos band berwarna hitam. Mbak terlihat tomboy dan sederhana. Dengan senyum Mbak membalas sapaan saya. Saya yakin, di toko buku itu tak ada yang tau bahwa Mbak Tasniem adalah anak seorang Ketua MPR.

Berulang kali saya ceritakan tentang sosok Mbak Tasniem yang saya kenal dan kagumi. Saya ceritakan ke ibu saya, ke teman-teman saya, ke siapapun jika sedang membicarakan anak pejabat. Karena Mbak berbeda dengan anak pejabat lainnya, saya bangga pernah mengenal Mbak Tasniem. 

Namun maaf Mbak, kekaguman saya buyar setelah membaca surat terbuka Mbak untuk Jokowi, 26 Juni 2014 lalu. Karena surat itu tidak seperti surat dari Mbak Tasniem yang saya kenal humble, sederhana, dan jujur. Jika saya berpikiran dangkal, tentu saja saya akan berfikir Mbak menulis itu karena Mbak adalah anak dari Amien Rais, pendukung Prabowo. Namun saya menahan diri untuk tidak berfikir seperti itu dulu.

Oleh karena itu, saya sungguh-sungguh ingin bertanya, apakah benar Mbak Tasniem yang menulis surat itu? Tanpa desakan atau pengaruh dari orang lain? Saya juga berharap Mbak menjawab dengan hati nurani yang paling dalam, jika benar Mbak menulis surat itu, apakah Mbak yakin surat itu baik untuk bangsa ini?

Saya yakin sulit bagi Mbak Tasniem untuk menjawabnya dengan hati nurani yang paling dalam jika di sekeliling Mbak Tasniem adalah pendukung Prabowo. Apalagi mereka adalah keluarga tercinta. Oleh karena itu ijinkan saya membantu Mbak untuk merenunginya dan menjawab beberapa pertanyaan Mbak untuk Jokowi yang saya rasa tidak tepat.

Sumpah Jabatan Jokowi

Pertanyaan Mbak mengenai Jokowi yang meninggalkan Jakarta bukan pertanyaan baru. Saya sudah sering mendengar pertanyaan template ini dari para pendukung Prabowo. Mengapa Jokowi melanggar sumpah jabatannya untuk menyelesaikan Jakarta dan justru mencalonkan diri sebagai presiden?

Sebelum menjawab terlalu jauh, ada yang harus diluruskan terlebih dahulu agar Mbak Tasniem maupun semua pembaca surat Mbak tidak salah mengerti apa isi sumpah jabatan. Berikut isi sumpah jabatan yang disebutkan Jokowi maupun Ahok di pelantikan mereka 2012 lalu.

Demi Allah saya bersumpah/saya berjanji.
Akan memenuhi kewajiban saya,
sebagai Gubernur/Wakil Gubernur Daerah Khusus Ibukota Jakarta,
dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya,
memegang teguh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,
dan menjalankan segala undang-undang dan peraturannya,
dengan selurus-lurusnya,
serta berbakti kepada masyarakat, nusa, dan bangsa.
Semoga Tuhan menolong saya.

Agar lebih jelas, Mbak Tasniem bisa menonton video sumpah jabatan Jokowi-Ahok disini: Pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI masa periode 2012-2017 .

Mendengarkan ulang pelantikan itulah yang membuat saya bertanya, apakah Mbak Tasniem betul-betul sudah membaca atau mendengar ulang isi pelantikan Jokowi dengan Ahok tersebut? Karena dalam pelantikan itu saya tidak menemukan satu katapun sumpah Jokowi harus menyelesaikan Jakarta hingga beres. Seperti yang sudah diatur, Jokowi mengucapkan ulang sumpah jabatan itu untuk menjadi Gubernur DKI yang baik, adil, lurus, sesuai UUD '45, UU, dan peraturan, untuk berbakti kepada masyarakat, nusa, dan bangsa. Lalu dimana letak Jokowi melanggar sumpah jabatan seperti kata Mbak Tasniem?

Kalaupun kita mengalah menggunakan logika Mbak Tasniem untuk menuntut sumpah Jokowi agar membereskan Jakarta, maka semua gubernur sebelum Jokowi juga harus kita tuntut. Mereka semua juga belum membereskan Jakarta. Mengapa hanya Jokowi saja yang dituntut? Toh Jakarta "tidak beres" bukan karena Jokowi. Justru seharusnya kita menuntut mereka yang membuat Jakarta sedemikian rupa buruknya.

Saya setuju Jakarta itu penting untuk segera diperbaiki. Tetapi Jakarta tidak serta merta hancur lebur jika ditinggalkan Jokowi. Jokowi memiliki wakil sehebat Ahok. Jokowi tahu itu. Ahok pun adalah sosok yang diunggulkan Prabowo. Maka jika Jokowi bisa mempercayakan Ahok untuk menggantikannya memimpin Jakarta, mengapa Prabowo sebagai pencalon Ahok tidak bisa percaya kepadanya? Mengapa Mbak Tasniem tidak bisa percaya kepada Ahok?

Mungkin Mbak Tasniem hanya sedikit tidak teliti membaca sumpah jabatan Jokowi. Saya pahami. Itu normal terjadi. Namun Mbak, dari tuntutan Mbak tersebut, yang paling menggelisahkan adalah seakan mengingatkan Jokowi untuk menyelesaikan Jakarta itu jauh lebih penting daripada mengingatkan Prabowo untuk menyelesaikan kasus penculikan 1998. Ada 23 orang diculik, 9 mengaku disiksa, 13 belum kembali, dan 1 mati ditembak. Beberapa korban yang kembali pernah bertemu korban yang masih hilang di markas Kopassus Cijantung. Sehingga Prabowo tidak serta merta terlepas dari keterkaitan kasus korban yang masih hilang.

Mungkin Mbak Tasniem tidak tau, bahwa kasus penculikan 1998 belum selesai. Prabowo belum dinyatakan bersalah atau tidak bersalah oleh pengadilan karena pengadilan untuk kasus ini tidak kunjung dilakukan. Sejak 1998, 3 lembaga negara antara lain Dewan Kehormatan Perwira (DKP), Tim Ad Hoc Komnas HAM, dan Tim Gabungan Pencari Fakta, sudah melakukan penyelidikan dan menemukan keterlibatan Prabowo dalam kasus penculikan 1998 tersebut. Dalam penyelidikannya, tahun 2005-2006 Tim Ad Hoc Komnas HAM memanggil Prabowo untuk bersaksi, namun ia mangkir tak pernah memenuhi panggilan. Tahun 2006, dibantu DPR, Komnas HAM mengajukan pengadilan kasus ini ke Jaksa Agung. Namun hingga detik ini, pengadilan kasus ini belum juga disetujui. Jadi sekali lagi, belum ada pengadilan untuk kasus ini. Maka belum ada kejelasan hukum mengenai status Prabowo bersalah atau tidak bersalah. Untuk lebih jelasnya, saya pernah menulis disini: Rangkaian Penculikan dan Keterlibatan Prabowo .

Lalu apakah memintanya untuk segera menyelesaikan kasus ini di pengadilan tidak jauh lebih penting? Ada 9 keluarga korban yang selama 16 tahun menanti kejelasan dimana orang tercinta mereka, Mbak. 16 tahun dan belum ada keadilan. Kata seorang ibu korban yang masih hilang, "separuh usiaku untuk membesarkan anakku. Separuh jiwaku terus sepi menunggu dia kembali..."

Tidak seperti Jokowi yang bisa digantikan Ahok dalam memimpin Jakarta, penyelesaian kasus penculikan 1998 hanya bisa dimulai dari kesaksian Prabowo. Tak ada yang bisa menyelesaikan kasus ini tanpa Prabowo ke pengadilan dan membuka semua kebenaran. Termasuk menyeret semua jendral yang terlibat.

Lagipula, menurut surat rekomendasi DKP pun Prabowo direkomendasikan untuk diberhentikan dari dinas keprajuritan karena melanggar Sapta Marga dan sumpah prajurit. Salah satu sumpah prajurit adalah tidak membantah perintah atasan dan salah satu isi Sapta Marga adalah membela kejujuran, kebenaran, maupun keadilan. Prabowo melanggar sumpah prajuritnya dengan melakukan tindakan yang tidak sesuai komando atasannya. Prabowo pun melanggar Sapta Marga-nya karena tidak bersedia memberi kesaksian saat dipanggil Komnas HAM terkait kasus penculikan 1998. Walaupun kesaksiaan Prabowo penting untuk memberikan keadilan kepada korban dan keluarga korban.

Mbak Tasniem, justru inilah yang disebut melanggar sumpah jabatan. Apa yang diucap Prabowo, tidak sesuai dengan apa yang dilakukannya. Lalu mengapa Mbak Tasniem lebih menggelisahkan Jakarta dan Jokowi yang ternyata tidak melanggar ucapan sumpahnya, daripada menggelisahkan nasib kakak-kakak kita yang diculik, disiksa, dibunuh, dihilangkan, dan Prabowo yang jelas melanggar ucapan sumpahnya?

Ditakut vs Disegani

Mbak Tasniem yang cantik, ingat tidak kita pernah mengidolai The Moffatts? Sampai rela berdesak-desakan untuk menonton mereka dan mengambil gambar mereka. The Moffatts adalah band asing asal Kanada. Namun apakah kita takut kepada mereka? Kita menyukai dan mengaggumi mereka, bukan takut pada mereka. Itulah yang penting dalam menjalin hubungan antar bangsa. Saling menghormati dan dihormati. Bukan saling menakuti dan ditakuti.

Menurut Mbak Tasniem founding father kita pernah berpesan untuk memiliki pemimpin yang ditakuti, dibenci, dan dicaci maki asing karena pemimpin yang seperti itulah yang akan membela kepentingan bangsa. Tapi saya rasa ini tidak tepat untuk di jaman yang lebih ramah seperti sekarang. Saya katakan ramah karena di jaman sekarang ini, segala permasalah antar negara tidak lagi diselesaikan dengan perang. Tetapi sebisa mungkin kita selesaikan dengan menggunakan cara damai kekeluargaan yaitu jalur diplomasi.

Maka untuk apa memiliki pemimpin yang ditakuti bangsa lain? Kita tidak sedang berperang. Kita sedang menjalin hubungan baik saling menguntungkan antar bangsa. Memiliki pemimpin yang ditakuti tidak akan memberi dampak yang positif bagi bangsa ini. Contohnya Korea Utara. Amerika Serikat bahkan PBB pun tak dapat ikut campur dengan apa yang sudah Kim Jong Un perbuat dengan keji kepada rakyatnya. Karena mereka takut. Lalu apakah ketakutan AS pada Kim Jong Un itu berdampak baik bagi rakyat Korea Utara? Justru tidak. Jika kita kaget dan iba menonton film jaman dahulu yang rajanya menyiksa rakyat dan memperlakukan rakyat dengan tidak adil, maka jangan kaget pula jika itu masih terjadi di Korea Utara. Hingga detik ini.

Sehingga bagi saya Mbak Tasniem, kita tidak lagi membutuhkan pemimpin yang ditakuti, namun disegani bangsa asing. Karena di jaman kita sekarang, kita tidak lagi sedang berperang, namun kita sedang bekerja sama yang saling menguntungkan. Saya mohon Mbak Tasniem, jangan lagi memandang bangsa asing sebagai musuh. Karena itu akan menghacurkan kita sendiri. Pandanglah bangsa asing sebagai teman baik untuk bekerja sama dan berkompetisi. Untuk memiliki teman baik seperti itu, maka kita harus ramah namun disegani, bukan ditakuti.

Saya percaya, bahwa Jokowi tidak akan sempurna nantinya. Namun saya pun percaya, dia bukan jenis pemimpin yang represif atau yang memaksakan perintahnya kepada rakyat. Sehingga nantinya, jika Mbak Tasniem merasa Jokowi tidak bisa membela kepentingan bangsa di atas kepentingan asing, kita bisa dengan lantang tanpa rasa takut untuk mengkritisinya.

Jokowi dan Bangsa Asing

Tentu saja sosok Jokowi sudah menjadi sosok yang disegani bangsa asing. Ia berulang kali disorot media asing dengan positif. Salah satunya, seperti yang Mbak Tasniem sebutkan, Jokowi masuk dalam majalah Fortune. Tidak tanggung-tanggung ia dinobatkan sebagai salah satu dari 50 pemimpin terbaik di dunia. Ia disandingkan dengan para pemimpin hebat lainnya seperti Dalai Lama, Bill Clinton, Pope Francis, dan Aung San Suu Kyi. Mengutip majalah Fortune sebelum memperkenalkan 50 pemimpin hebat versi mereka,

In era that feels starved for leadership, we've found men and women who will inspire you - some famous, others little known, all of them energizing their followers and making the world better.

Membaca kutipan itu dan mengetahui bahwa ada orang Indonesia termasuk yang disebut di dalam kutipan itu, maka seharusnya Mbak Tasniem bangga, bukan khawatir. Bahwa ada calon pemimpin kita yang disegani bangsa asing sedemikian rupa. Sehingga akan membantu kita berhubungan baik saling menguntungkan dengan mereka.

Jokowi Mampu

Mbak Tasniem yang manis, sebenarnya apa yang Mbak tanyakan kepada Jokowi mengenai kemampuannya memimpin 250 juta jiwa Indonesia seharusnya ditanyakan juga kepada Prabowo. Apakah Prabowo mampu? Namun baik Jokowi maupun Prabowo tidak perlu menjawab. Hanya rekam jejak mereka yang bisa menjawab dengan jujur, apakah mereka mampu atau tidak memimpin bangsa ini?

Rekam jejak Jokowi mengatakan ia mampu. Ia telah memimpin Kota Solo dengan baik. Kalo tidak baik, mengapa rakyat Solo menyanjung dan menghormatinya hingga sekarang? Bahkan mendukungnya untuk menjadi presiden? Kalo tidak baik, mengapa sejak dahulu kita sudah mendengar nama Jokowi walaupun ia hanya seorang walikota? Saya ingat betul saya mendengar nama besar Jokowi pada tahun 2011, di acara Provocative Proactive yang dipandu teman baik saya Pandji Pragiwaksono. Acara ini adalah sebuah acara remaja yang membahas politik. Di kesempatan itu Mas Pandji menyebut Jokowi sebagai seorang walikota yang hebat. Beberapa bulan kemudian banyak sekali berita baik mengenai kinerjanya. Karena itu masyarakat memohon kepada PDIP untuk mencalonkan Jokowi agar memimpin ibukota Indonesia, Jakarta. Ia pun berangkat ke Jakarta dan terpilih. Tidak sampai disitu, ia pun melakukan berbagai perubahan berarti, seperti pembangunan MRT, penertiban Tanah Abang, penertiban topeng monyet, dsb. Kemudian masyarakat memohon kepada Megawati dan PDIP untuk mencalonkan Jokowi sebagai presiden. Termasuk saya. Termasuk keluarga saya. Termasuk teman-teman saya. Banyak. Ia mencalonkan diri sebagai presiden bukan karena paksaan Megawati, namun karena paksaan saya dan jutaan rakyat lainnya.

Sementara rekam jejak Prabowo belum menunjukkan ia mampu memimpin 250 juta jiwa Indonesia. Ia adalah mantan seorang pemimpin prajurit militer. Mbak Tasniem, prajurit militer itu berbeda dengan rakyat sipil. Dimana prajurit harus menuruti semua komando pemimpinnya, tanpa boleh protes. Berbeda dengan rakyat sipil yang justru idealnya terus mengkritisi pemerintah jika dirasa kebijakannya tidak baik. Bahkan sebagai prajurit pun Prabowo pernah diberhentikan dari ABRI 11 tahun sebelum masa pensiunnya. Disini letak perbedaannya. Jokowi sudah teruji dan dipuji saat memimpin rakyat sipil di 2 wilayah Indonesia, sementara Prabowo belum teruji dan bahkan pernah diberhentikan dari militer.

Maka dari itu Mbak Tasniem, bertanyalah pada hati yang terdalam, apakah seseorang bisa kita percaya akan menjadi pemimpin yang baik jika belum teruji dan pernah diberhentikan? Menurut rekam jejak kedua calon, siapakah yang lebih siap dan mampu memimpin 250 juta jiwa Indonesia yang mayoritas sipil itu?

Blusukan Jokowi

Saya tahu Mbak Tasniem dari keluarga muslim yang dihormati. Saya pun yakin Mbak Tasniem adalah seorang muslimah yang baik. Karena muslimah yang baik adalah mereka yang selalu berprasangka baik. Maka mari kita berprasangka baik pada blusukan Jokowi.

Blusukan Jokowi tidak begitu saja langsung diketahui media lalu disorot. Ada prosesnya. Darimana media tau Jokowi blusukan jika sebelumnya Jokowi tidak blusukan di berbagai tempat? Blusukan Jokowi dilakukannya jauh sebelum media tahu, lalu kemudian menjadi pembahasan masyarakat, lalu kemudian media tertarik dan meliput.

Namun untuk menjawab keraguan Mbak Tasniem mengenai keikhlasan Jokowi dalam blusukan dan kesederhanaannya, mungkin Mbak Tasniem perlu mengetahui cerita kesaksian dari 3 anak bangsa ini. Namanya Maya Eliza, Vicky Nidya Putri, dan Fandy.


Karena kagum, baik Maya, Vicky, maupun Fandy membagikan cerita dan fotonya ke Facebook. Pengalaman mereka ini menjadi viral dibagikan oleh anak bangsa lainnya. Ini bukan cerita dari media. Ini cerita dari anak bangsa seperti kita, Mbak Tasniem.

Dana dan Kebocoran

Menanggapi pertanyaan Mbak tentang asal dana untuk program Jokowi akan sulit. Karena itu memang hanya bisa ditanggapi oleh Jokowi dan timnya sendiri. Namun kemudian Mbak Tasniem menyebutkan kebocoran kekayaan alam Indonesia yang dijelaskan Prabowo di dalam debat capres kedua.

Mbak Tasniem yang cerdas, bukankah kebocoran yang disebut Prabowo itu penuh perdebatan? Jika Prabowo mengaku mendapatkan data kebocoran itu dari Abraham Samad, maka sebenarnya maksud Abraham Samad yang bocor itu bukan dana yang sudah ada, bukan pula alam Indonesia. Maksud Abraham Samad mengenai kebocoran adalah hilangnya potensi pendapatan negara. Potensi ini hilang bukan karena dicuri, namun karena banyak pengusaha yang tidak membayar pajak atau banyaknya produk impor yang masuk.

Jika menurut Mbak Tasniem dana program Prabowo berasal dari kebocoran itu, maka ini berarti pihak Prabowo menggantungkan dana program mereka dari sesuatu yang masih bersifat potensi. Potensi yang masih mungkin berhasil didapatkan, tetapi mungkin juga tidak berhasil didapatkan. Kemungkinan potensi ini berhasil didapatkan negara adalah melalui perbaikan peraturan pajak atau ketegasan pemerintah dalam menarik pajak kepada pengusaha. Lain lagi dalam impor, potensi baru bisa berhasil didapatkan jika pemerintah mampu melindungi produk dalam negri dari impor.

Tentu saja untuk menuju keberhasilan, kedua cara ini prosesnya bersifat lama. Jika demikian, sambil menunggu proses mendapatkan dana dari potensi itu, dari mana dana untuk program-program Prabowo? Bahkan potensi dana belum tentu berhasil didapatkan. Jika tidak berhasil didapatkan kemudian pertanyaannya, dari mana dana untuk program-program Prabowo?

Bertanya Pada Hati Nurani

Sejujurnya saya kecewa dengan isi surat Mbak Tasniem. Surat Mbak Tasniem menggelisahkan untuk bangsa ini. Karena Mbak Tasniem seakan lebih mengkhawatirkan Jakarta dipimpin Ahok daripada mengkhawatirkan 13 anak bangsa yang masih hilang di bawah komando Prabowo. Seakan sumpah jabatan Jokowi itu lebih berdosa daripada Prabowo melanggar sumpah prajuritnya. Seakan blusukan Jokowi itu perlu dicurigai daripada mencurigai koalisi gemuk dan koruptor pengemplang pajak di belakang Prabowo. Seakan jaman sekarang lebih butuh pemimpin yang ditakuti karena pernah melanggar HAM daripada pemimpin yang disegani dan dipuji bangsa lain. Seakan lebih tepat meremehkan kemampuan Jokowi yang terbukti sudah mampu memimpin 2 wilayah di Indonesia daripada meremehkan Prabowo yang belum pernah memimpin sipil dan jelas diberhentikan atasannya. Seakan lebih baik memaklumi masa lalu kelam Prabowo dan orang-orang lama bermasalah di belakangnya daripada memaklumi masa lalu Jokowi yang terbukti baik.

Kita tidak sedang bertaruh seperti suporter sepak bola dengan taruhan uang pribadi. Kita sedang menentukan masa depan bangsa, yang taruhannya anak-cucu kita nanti. Memang betul kita harus selalu bertanya pada hati nurani yang paling dalam untuk keputusan kita memilih pemimpin nanti. Maka Mbak Tasniem, mohon tanyakan pada diri sendiri, apakah benar Mbak Tasniem menulis surat itu dengan hati yang paling dalam?

Surat tulus dari mantan adik kelasmu yang dulu mengaggumimu,

Jakarta, 30 Juni 2014,

Dian Paramita

PS: Surat ini tak perlu dibalas.
Surat terbuka ini dikutip dari blog Dian Paramita .

(*Merdeka)

Razia Esek-esek Lokalisasi di Simalungun, 14 Pasangan Mesum Ditangkap

SIMALUNGUN – Sebanyak 14 pasangan bukan suami istri dan enam Pekerja Seks Komersial (PSK) terjaring razia dari beberapa hotel melati dan lokalisasi di Simalungun, Sumut. Mirisnya, empat pasang di antaranya anak di bawah umur.
 

Koordinator Lapangan Razia yang juga Sekretaris Dinas Sosial Simalungun E Ubahman Sinaga, mengatakan razia beberapa lokalisasi dan hotel merupakan agenda tahunan untuk menghormati pelaksanaan ibadah puasa bagi umat muslim. Titik kumpul dilakukan dari Kantor Camat Siantar.

Guru Ngaji di Tanah Abang Cabuli 4 Orang Siswinya

Jakarta - Ahmad Yanto dibui 12 tahun atas perbuatan bejatnya yang mencabuli 4 siswi di Tanah Abang, Jakarta Pusat. Bahkan salah satu siswi itu sampai hamil. Lalu, bagaimana Yanto memulai niat bejatnya?

Dalam berkas dakwaan yang diperoleh detikcom, Selasa (1/7/2014), Yanto mempunyai niat busuk tersebtut pada pertengahan Mei 2013. Yanto kala itu diminta menjadi guru ngaji oleh satu orang tua korban.

Seiring berjalan waktu murid Yanto yang tadinya 1 orang pun bertambah jadi 4 orang. Selama mengaji, Yanto mengiming-imingi para korban dengan hadiah atau pun dengan peningkatan ilmu agama.

"Dengan syarat para korban mau melakukan berhubungan badan dengan terdakwa," tulis dakwaan Jaksa Hadziqotul asal Kejari Jakpus dalam berkasnya.

Alhasil, pada 15 Juli 2013, Yanto berhasil melampiaskan niat bejatnya kepada salah satu siswi muridnya. Pencabulan pun terjadi hingga November 2013. Masing-masing siswi ada yang dicabuli 1 kali hingga 3 kali.

Januari 2014, salah seorang orang tua korban mengetahui anaknya dicabuli oleh Yanto. Orang tua korban mengetahui kelakuan bejat Yanto dari buku harian milik anaknya yang menjadi korban nafsu seks Yanto.

Dia pun melaporkan ke polisi pada bulan yang sama. Hingga akhirnya, Yanto disidangkan dan diberikan hukuman 12 tahun penjara. (*)

Diduga Menghina Sukunya, Romanus Mbaraka Perintahkan Polres Merauke Menangkap Aktifis Papua

Plat Merah | Merauke - Sungguh ironis, para penegak hukum yang ada di Kabupaten Merauke, karena kekuasaan dan uang semua bisa dilakukannya. Seperti yang dialami Fransiska Mahuze, salah satu aktifis Merauke Papua ini saat akan menghadiri persidangan Mantan Bupati John Gluba terkait Souvenir kulit buaya di Pengadilan Tipikor Kelas 1A Jayapura harus berurusan dengan polisi polres Merauke, karena telah dituduh menghina Romanus Mbaraka nota bene Bupati aktif atas pencemaran nama baik Marga suku Key.

Penangkapan dilakukan di Bandara Mopah dipimpin langsung Kasat Reskrim Iptu Agus Supriadi Siswanto, SH dan Kasat Intelkam AKP Alfons Umbora Jumat (24/04) beberapa bulan yang lalu. 

Penangkapan yang tidak prosedural tersebut tentu saja mengundang beberapa aktivis papua harus angkat bicara menyarankan agar Fransiska Mahuze segera menempuh jalur hukum untuk menuntut Polres Merauke, Romanus Mbaraka, John Rumlus dan Matheus Liem-Gebze karena terbukti melanggar). Pasal 9 UU No.14 tahun 1970 tentang ketentuan-ketentuan pokok Kekuasaan Kehakiman dan Pasal 1 butir 22 UU No.8 Tahun 1981 Tentang UU Hukum acara Pidana (KUHP).

Penangkapan atas dasar laporan dan perintah Bupati aktif Merauke Romanus Mbaraka dan Ketua Dewan Adat Kei Merauke John Rumlus dengan Laporan Polisi Nomor : LP/56/II/2014/PAPUA/RES MERAUKE tertanggal 05 Februari 2014.Dan Surat Perintah Penyidikan Nomor : SP-Sidik/56/II/2014/RESKRIM,5 Februari 2014. Surat tersebut berisi izin penangkapan, penahanan, penggeledahan dan penyitaan seluruh dokumen terkait informasi elektronik/dokumen elektronik yang memiliki muatan penghinaan atau pencemaran nama baik. Bulan Februari lalu, perihal tulisan yang ada Blog Namek-namuk ada di dunia maya (dumay). 

Saat dikonfirmasi Plat Merah melalui telepon selulernya Fransiska Mahuze biasa dipanggil sungguh menyayangkan tindakan polisi yang tanpa kompromi seolah diperlakukan seperti seorang teroris saja di depan umum bandara Mopah dengan merampas barang-barang yang ia bawa seperti seperti tersangka dan DPO saja.

“Saya ditangkap pihak Kepolisian Polres Merauke di lokasi Bandara Mopah terdiri dari 2 Tim, yaitu Reserse dan Intel.Pencekalan aktifis di pimpin langsung oleh Kasat Reskrim dan Kasat Intel Polres Merauke di Bandara Mopah Merauke karena dituduh telah mencemarkan nama baik Bupati Romanus Mbaraka dan Ketua Dewan Adat Kei John Rumlus dengan membuat Blog Namek-Namuk yang isinya diduga menghina Komunitas Kei di Merauke dan Bupati Romanus Mbaraka yang juga berdarah Kei dari marga Tadubun, Kampung Namar, Kei Kecil, Maluku Tenggara tersebut," paparnya. 

Lebih lanjut terang Fransiska,“Saya dicurigai/dituduh sebagai pemilik/pengelola Weblog Namek-Namuk dan saya merasa ini sudah merupakan sebuah bentuk konspirasi yang semena-mena oleh Penguasa di Tanah Anim-Ha dan sebuah bentuk Pembunuhan Karakter serta sebuah pemtasan Hak Asasi Manusia. Saya sudah minta, bahkan memohon kepada Kasat Reskrim agar saya diijinkan untuk berangkat, setelah saya kembali baru akan datang ke Polres Merauke untuk memberikan keterangan, namun Kasat Reskrim Polres Merauke mengatakan bahwa mereka memiliki waktu 1 x 24 Jam untuk menangkap dan memeriksa saya Sungguh suatu bentuk diskriminasi terhadap saya,” tandas Aktivis Pemuda Katolik Merauke ini. 

Ironisnya, kata wanita fokal tersebut,Polisi berupaya memaksa dirinya supaya menyebut identitas foto profil facebook milik OAPS Network. Ternyata foto profil tersebut bukan foto manusia tetapi lukisan Perempuan Marind hasil karya Pastor Vertenten pada awal dekade 1900-an.Karena tidak bisa membuktikan atas keterlibatan Fransiska Mahuze secara ilmiah dari sisi Teknologi Informasi, penyidik akhirnya membebaskan dirinya. Sebelumnya dia ditetapkan sebagai saksi.Aktifis yang selalu membela kaum lemah ini juga kerap kali mendapatkan teror serta iming-iming dan dijanjikan 1 Unit rumah dari Liem Gebze selaku wakil ketua DPRD dari politisi Demokrat dan sempat memaksa dirinya untuk mengaku sebagai penulis dan pembuat Weblog Namek-Namuk. Liem-Gebze menuduh tulisan komputer di Weblog tersebut sebagai tulisan tangan Fransiska Mahuze. 

“Saya kenal betul tulisan itu, itu ade punya tulisan,” kata Fransiska Mahuze seraya menirukan ucapan Liem-Gebze melalui telepon seluler. 

Ancaman untuk jujur supaya polisi tidak menangkapnya, bujuk rayu wakil DPRD tersebut tidak akan menyurutkan dan ancaman pada dirinya, karena Fransiska hanya takut sama Tuhan Allah dengan jawaban, “kau tidak usah mau bicara teror saya, dan weblog Namek-Namuk itu adalah jaringan dunia maya jadi tidak bisa menuduh dan mencurigai siapapun dan saya tidak bisa dipaksa untuk mengakui sesuatu yang tidak pernah saya buat,” jelas Fransiska Mahuze, soal teror dari Wakil Rakyat ini. 

Gagal menuduh Fransiska Mahuze, Matheus Liem Gebze mulai mengalihkan niatnya. Dia meminta Fransiska Mahuze untuk menjadi fasilitator agar Matheus Liem Gebze, Leonardus Mahuze (Ketua DPRD Merauke) dan Romanus Mbaraka (Bupati Merauke) bisa bertemu Mantan Bupati Merauke John Gluba Gebze di Jayapura. 

“Setelah saya bicara seperti itu, Matheus Liem Gebze mulai komentar agar saya bisa jadi fasilitator untuk Romanus Mbaraka dan Leonardus Mahuze serta Matheus Liem Gebze bisa bertemu dengan Bapak John Gluba Gebze, tetapi saya mengatakan bahwa maaf, saya tidak memiliki kapasitas untuk mempertemukan Romanus, Leo Mahuze dan Liem Gebze dengan Bapak John Gluba Gebze,” jelas Fransiska Mahuze. 

Kapolres Merauke AKBP Sri Satyatama kepada Plat Merah mengatakan, karena kasus ini terjadi di dunia maya dan dunia Teknologi Informasi, maka dirinya akan meminta bantuan Mabes Polri untuk mencari tahu pembuat Blog tersebut dan meminta pertanggung jawabannya. Karena pihaknya hampir dua bulan melakukan pelacakan, Polres Merauke akhirnya menangkap Fransiska Mahuze tetapi tidak bisa memberikan bukti-bukti keterlibatan Fransiska Mahuze secara ilmiah.(Imam)

Suami Pergoki Istrinya Sedang Indehoy Dengan Pria lain Di Rumah Kontrakan

Ilustrasi
Dua  pasangan mesum yang sedang menginap di rumah kontrakan  digerebek warga di Dusun Dandangan, Desa Dlanggu, Deket Lamongan. Kedua pasangan tersebut kini digelandang ke balai desa, Selasa (1/7/2014) siang ini.

Dua pasangan teridentifikasi bernama Romsiyah (30), asal Desa Kedungboyountung, Kecamatan Turi; Ifah Alfianah (20), warga Desa Copreng Tuban; Faris (20) dan Padri (30) keduanya asal Desa Dukuhagung, Kecamatan Tikung. Mereka terungkap masuk rumah yang dikontrak Romsiyah Selasa (1/7/2014) sejak pukul 01.00 WIB.

Warga semula tidak menyangka kalau Romsiyah, pekerja di salah satu kafe yang sudah setahun mengontrak rumah milik Sri Rahayu itu berani memasukkan teman laki-lakinya yang datang bersamaan satu pasangan lainnya, Ifah Alfianah dan Faris.

Celakanya, ulah ini pertama kali diketahui SO (23), suami Romsiyah yang telah memberinya seorang anak.

Kedua pasangan ini digerebek Selasa (1/7/2014) sekitar pukul 10.00 WIB saat rumah kontrakan itu masih tertutup rapat.

Ini bermula dari kecurigaan SO, suami Romsiyah yang bertandang ke rumah tempat kelahiran Romsiyah.

Namun SO tak berhasil menemui istrinya di rumah ibunya. Kemudian mencoba mencari ke rumah yang dikontrak SO.

Saat mendapati informasi kalau di dalam rumah itu ada pasangan suami istri, SO semakin curiga jika istrinya telah memasukkan laki-laki lain. SO pun kemudian berusaha mengetuk pintu rumah itu hingga beberapakali.

"Saya sendiri yang melihat mereka berempat ada dalam rumah, satu pasang dalam kamar dan satunya di ruang tamu," kata SO kepadaSurya Online yang menemuinya di Balai Desa Dlanggu.

SO kemudian berinisiatif memberitahukan kepada warga dan ramai-ramai warga Dandangan menggerebek empat anak manusia tanpa jalinan ikatan nikah resmi ini.

Warga berlanjut membawa dua pasangan mesum ini ke Balai Desa Dlanggu. Keempatnya mengakui telah berbuat layaknya hubungan suami istri. 

Kemudian oleh Kepala Desa Dlanggu, Fadlan dan Kepala Desa Kedungboyountung, Ridwan keempatnya diminta membuat surat pernyataan bermeterai yang isinya tidak akan mengulangi perbuatannya dan Romsiyah juga sanggup meninggalkan rumah kontrakan tersebut.

"Kita kasih waktu dua minggu agar Romsiyah mengemasi semua barang di rumah kontrakan itu serta meninggalkannya," ungkap Fadlan.(*)

JK Marah: "Kelewatan, Fahri Hamzah Sinting Kali"

JAKARTA – Calon wakil presiden Jusuf Kalla naik pitam saat mendengar bahwa politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Fahri Hamzah menilai Joko Widodo sinting karena menjadikan 1 Muharam sebagai Hari Santri Nasional.

"Kelewatan itu, dia (Fahri) sinting kali, apa salahnya (1 Muharam dijadikan Hari Santri)," kata JK di Jakarta, Selasa (1/7/2014).


Dijelaskan JK, tidak ada sedikitpun pengaruh jika 1 Muharam ditetapkan sebagai Hari Santri. Sebab pada hari itu memang ketentuan negara untuk menjadikan hari libur nasional.


Artinya, sambung JK, tidak akan ada penambahan hari libur meskipun pemerintah menetapkan Hari Santri Nasional.

"Dihargai santri itu, sebagai bagian yang telah memberi andil bagi bangsa, sama dengan hari-hari lain," ujarnya.

Sebelumnya, Fahri melalui akun twitternya @fahrihamzah pada Kamis (27/6/2014) menulis : Jokowi janji 1 Muharam hari Santri. Demi dia terpilih, 360 hari akan dijanjikan ke semua orang. Sinting!
Tim Advokasi Komite Pemenangan Jokowi-JK melaporkan politikus PKS sekaligus anggota tim sukses Prabowo-Hatta itu kepada Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).

Sumber: Bisnis *

Diduga Meraba Alat Vital 18 Orang Siswinya, Kepala Sekolah Dilaporkan Polisi

Ilustrasi
Kristoforus Mboko, Kepala Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 2 Nita, Desa Nirangkliung, Kecamatan Nita, Kabupaten Sikka, dilapor oleh 18 siswinya ke Kepolisian Resor (Polres) Sikka, Senin (30/6/2014) pagi.

Kristoforus dilaporkan karena diduga telah melakukan pelecehan seksual terhadap 18 siswi sekolah yang dipimpinnya itu. Alat vital dan bokong mereka diraba-raba. 

Belasan siswi didampingi oleh orangtua mereka masing-masing mendatangi Polres Sikka, Senin (30/6/2014). Mereka memberikan keterangan secara beramai-ramai di ruangan Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) Polres Sikka.

Pengakuan keluarga korban, diperkirakan masih ada siswi lain yang menjadi korban pelecehan seksual oleh kepala sekolah per 24 Juni 2014. 

"Kejadiannya di rumah dinas kepala sekolah. Dia panggil anak-anak satu per satu, kemudian menanyakan mereka, apakah mereka pernah berhubungan dengan Pak Lorens, salah satu guru sekolah itu," jelas Petrus Elsidion (32), kepada Pos Kupang di Polres Sikka.

Elsidion mengatakan, bentuk pelecehan yang dialami para siswi adalah organ sensitif dan bokong mereka diraba-raba. 

"Saya tidak tahu apakah ada anak yang telah bersebadan (berhubungan badan) dengan kepala sekolah. Kami masih cari tahu ke dusun lain. Yang datang ini dari Dusun Jalo dan Nirangkliung," ujarnya.

Orang tua lain, Herman Yoseph, juga menduga masih ada korban dari dusun lain di desa  itu. Elsidion dan Yoseph menyatakan, sikap mereka akan melanjutkan proses hukum kasus itu sampai tuntas. Sebab, lanjut keduanya, perbuatan itu telah merusak citra anak-anak yang masih di bawah umur.

Tahan tersangka

Kapolres Sikka, AKBP Budi Hermawan SIK yang ditemui Pos Kupangdi kantornya, Senin (30/6/2014) sore, mengatakan, kasus dugaan pelecehan seksual yang dilakukan Kepala SMPN 2 Nita, Kristoforus Mboko, sudah dilaporkan 18 siswi sekolah itu kepada polisi, Senin pagi.

Menindaklanjuti laporan itu, demikian  Hermawan, polisi akan memeriksa semua saksi korban dan melakukan visum di RSUD Maumere untuk membuktikan perbuatan Kristoforus.

"Saya sudah perintahkan penyidik periksa semua korban. Panggil tersangka, periksa dan tahan. Kasus ini harus diproses sampai tuntas. Tersangka sekalipun membantah tetap kami proses karena korban mengaku telah dicabuli oleh tersangka," tegas Hermawan.

Ia mengatakan, semua saksi yang mengetahui kejadian dan yang menjadi korban dugaan pelecehan seksual oleh kepala sekolah itu akan diperiksa. (*)

Karena ingin Punya Mobil,2 Ekor Sapi Milik Tetangga Nekat Dijual

Ilustrasi
Karena ingin membeli mobil L-300, pasangan suami istri, Saini (26) dan Rusilawati (32), warga Lingkungan Wangkal, Kelurahan Kalipuro, Kecamatan Kalipuro, nekat menjual dua ekor sapi betina milik tetangganya, Bu Musa (71), seharga Rp 21,3 juta. 

Awalnya, Senin (30/6/2014), Rusilawati mengajak calon pembelinya, Nawari, ke kandang sapi yang diakuinya sebagai miliknya. Nawari langsung menawar dua sapi betina yang sedang bunting tersebut seharga Rp 21,3 juta. Rusilawati langsung menyetujui tawaran tersebut. 

Nawari pun langsung membayar tunai kepada pasangan yang sehari-hari bekerja sebagai petani. Karena merasa sudah menjadi haknya, Nawari menyuruh rekannya, Murawi, untuk mengambil dua ekor sapi dengan menggunakan mobil pikap, Selasa siang (1/7/2014). 

Murawi mengaku sempat menuntun sapi tersebut dari kandang yang berada di tengah ladang melewati rumah warga. Bu Musa lalu menemui kandangnya dalam keadaan kosong.

"Saya pagi sudah kasih rumput sapi, terus saya cari rumput lagi. Saat balik ke kandang dua sapi saya sudah nggak ada. Saya langsung teriak-teriak dan pingsan. Salah satu sapinya dalam keadaan hamil," ujar Bu Musa. 

Saat dikonfirmasi, Kapolsek Kalipuro, AKP Sudarsono, membenarkan kasus pencurian sapi tersebut.

"Tetangga korban sempat melihat Murawi yang menuntun sapi. Dari pengakuan supir itu lah kami mengamankan pasangan suami istri yang telah menjual sapi milik tetangganya Ibu Musa," ungkapnya. 

Bukan hanya Bu Musa yang melaporkan kejadian tersebut, Nawari juga berencana melaporkan pasangan suami istri tersebut karena merasa di bohongi. 

"Saat ini, pasangan Rusilawati dan Saini masih diperiksa. Polisi juga mengamankan uang tunai sebesar 21 juta karena yang 300 ribu sudah dibelanjakan oleh pelaku," katanya.

Sementara itu, Rusilawati mengaku menjual sapi milik tetangganya untuk membeli mobil. Dia juga mengaku mengajak pembeli langsung datang ke kandang milik Bu Musa.

"Saya ingin punya mobil buat kerja, jadi saya ngaku punya sapi itu. Ternyata di tawar 21,3 juta. Karena butuh uang saya iyakan saja," tuturnya.(*)

Narjo: Kepala Sekolah Harus Lebih Hebat Ketimbang Guru

Platmerah | Brebes, Jateng - Menjadi Kepala Sekolah harus lebih hebat ketimbang guru atau pun tenaga kependidikan lainnya. Sebab, kehebatan seorang kepala sekolah bisa berpengaruh langsung terhadap kesuksesan pengelolaan sekolah dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.

“ Kalau kepala sekolah sampai tidak menguasai manajerial sekolah, artinya tidak hebat,” kata Wakil Bupati Brebes Narjo  saat menutup acara diklat Calon Kepala Sekolah di Aula Islamic Center, Jalan Yos Sudarso Brebes, Jateng belum lama ini.

Dirinya berharap, setelah mendapatkan ilmu dari pendidikan dan latihan bisa menerapkan ilmunya di lapangan. Jangan sampai ilmu yang didapat hanya sia-sia, ibarat pohon yang tidak berbuah. “Pohon tak berbuah itu hanya sedikit manfaatnya,” katanya. Kehebatan seorang Kepala Sekolah bisa diwujudkan dengan selalu rajin, terampil, enerjik, cerdas, berkepribadian luhur, dan menghindarkan diri dan sifat, tindakan yang merugikan diri sendiri maupun orang lain, institusi serta negara.

“Kewenangan yang dimiliki Kepala Sekolah bukan untuk berbuat sewenang wenang tetapi untuk mengamankan amanat yang telah diembannya,” tandasnya.

Narjo juga mengucapkan selamat atas selesaianya pelaksanaan diklat, yang berarti menjadi titik awal memulai berikhtiar dan berkiprah. Bukan berarti malah menutup ilmu yang dimiliki tanpa diamalkannya.

Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Brebes Dra Lutfiyatul Latifah menambahkan, diklat calon kepala sekolah diikuti 40 orang. Mereka terdiri dari 5 orang guru SMA dan 35 guru SMP yang telah lolos seleksi calon kepala sekolah.

“Mereka dididik selama tiga bulan, berupa materi dan praktek serta terjun ke sekolah-sekolah yang ditunjuk,” kata Lutfiyatul.

Senada dengan wakil bupati, Bu Lut, demikian panggilan akrabnya juga berharap agar alumni diklat tampil lebih profesional, ulet, jujur dan berkualitas. Sebab ada tuntutan yang harus ditanggung yakni meningkatkan kualitas peserta didik.
“Calon Kepala sekolah tidak hanya menjadi seorang pendidik, tetapi juga dituntut menjadi seorang yang profesional,” Pungkasnya. (Hid_PM)

 

Pembekalan Ilmu Agama Penting Sembari Mengisi Liburan Sekolah

Platmerah | Brebes, Jateng – Pondok Pesantren Assalafiyah II Brebes membuka pesantren kilat (sanlat) bagi pelajar SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA/SMK putra maupun putri. Pembekalan ubudiyah dan muamalat bagi pelajar ini penting untuk membekali pelajar tentang ilmu agama sembari mengisi libur sekolah. Pelajar juga harus dibentengi dengan keimanan dan keislaman yang kuat seiring dengan perkembangan jaman yang terus berkembang pesat dan penuh tantangan.
 
H.Minanul Azis Ketua Panitia Sanlat mengatakan, Pesanteren kilat akan berlangsung selama 12 hari mulai Ahad 29 Juni hingga 12 Juli 2014. Kegiatan pembelajaran berlansung sejak pukul 08.00-13.00 WIB.
 
“ Pada hari pertama ada 100 siswa yang ikut, hari ini makin bertambah,” Katanya disela kegiatan di pesantren asuhan KH Subkhan Makmun Jalan MT Haryono Saditan Brebes, Jateng.
 
 
Gus minan panggilan akrab putra kiai subkhan makmun itu menambahkan,
Para siswa akan dibekali dengan mengkaji tentang ubudiyah berupa fiqih thoharoh, fiqih sholat, baik teorinya maupun praktek. Juga kajian mu'amalah seperti analisa diri, hidup sehat dan cerdas, kerukunan antar umat beragama, problematika remaja dan solusinya.
 
Gus Minan menghimbau kepada orangtua siswa di wilayah Brebes dan sekitarnya yg memiliki anaknya dan masih sekolah untuk di bawa saja ke Pesantren Assalafiyah II. Pasalnya kegiatan ini sangat penting dan besar manfaatnya bagi perkembangan anak sekaligus mengisi libur sekolah. “Kami tidak memungut biaya dan sangat bermanfaat,” tuturnya.
 
Senada, Drs H Ahmad Fatawi salah satu pengajar, memandang kegiatan ini bagus untuk memberikan bekal ilmu agama. Walau waktu pesantren kilat terbatas, namun anak yang ikut kegiatan ini memiliki pengalaman yang luar biasa karena diberikan ilmu teori dan praktek ibadah. 
 
Muhammad Khaerul Fikri dari SMA Negeri 1 Brebes mengaku senang mengikuti kegiatan ini, karena pembimbingnya ramah-ramah dan materi yang di sampaikan tergolong baru bagi dirinya. “Di sekolah belum aku terima pelajaran seperti ini, ada prakteknya lagi,” ucapnya lugas.
 
Selain Sanlat Pelajar, Pesanteren Assalafiyah II juga mengadakan pengajian bada shubuh yang disampaikan oleh Ustadz Wahyudin MAg yang di prioritaskan untuk  Jamaah Ibu dan Bapak dari jam 05.00-07.00. Selain itu ada pengajian kitab Safinah dan Washiyatul Mustofa setiap bada Ashar (16.00-17.00)  yang di sampaikan Ketua Dewan Masjid Indonesia KH Aminudin Afif. (Hid_PM)

Demokrat Dukung Prabowo, Ruhut: Mantap... Lanjutkan !

Jakarta - Politisi Partai Demokrat Ruhut Sitompul menanggapi langkah DPP Partai Demokrat yang telah memberikan dukungan resmi bagi pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dalam Pilpres 2014.

Dalam pesan singkat yang dikirimkannya, Senin, Ruhut meminta partainya melanjutkan dukungan itu.

"Mantap Partai Demokrat Jaya. Lanjutkan. Thanks," kata Ruhut singkat, saat diminta tanggapannya atas langkah DPP Partai Demokrat.

Ruhut merupakan salah satu kader Partai Demokrat yang mendeklarasikan dukungan kepada Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK).

Dukungan Ruhut ke Jokowi-JK dideklarasikan sebelum ada keputusan resmi dari DPP Demokrat, namun kala itu Fraksi Partai Demokrat di DPR RI sudah merapat ke Prabowo-Hatta.

Pada hari ini DPP Partai Demokrat secara resmi menggelar konferensi pers untuk menyatakan dukungannya terhadap Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dalam Pilpres 2014.

Ketua Harian DPP Partai Demokrat Syarief Hasan mengumumkan dukungan itu di Kantor DPP Demokrat, Senin.

Dalam konferensi pers itu turut hadir fungsionaris Partai Demokrat, seperti Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas), Amir Syamsuddin, Jero Wacik, EE Mangindaan dan Roy Suryo. (*Ant)

Personil Plat Merah

Personil Plat Merah

Text Widget

Mohon Maaf !

Sehubungan Website utama kami www.platmerah.co.id
dan www.beritaplatmerah.com sedang dalam perbaikan sehingga tampilannya belum sempurna,
maka untuk sementara berita-berita ditampung di blog ini.

Terima kasih